Apakah Ubuntu Server?
Selain edisi desktop, Ubuntu juga memiliki versi server yang dapat digunakan secara bebas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan infrastruktur komputasi skala kecil sampai dengan yang lebih luas dan kompleks. Edisi ini diberi nama Ubuntu Server. Versi server saat ini sudah mencapai 16.10 (code name : Yakkety Yak), tetapi dukungannya sama dengan edisi desktop, hanya 9 bulan. Penulis merekomendasi untuk menggunakan versi LTS terakhir yang sudah mencapai versi 16.04.2 LTS (code name : Xenial Xerus) dimana versi ini lebih stabil dan memiliki dukungan yang lebih panjang (5 tahun dari tanggal release-nya).
Perbedaan paling mendasar dengan versi desktop adalah edisi server tidak memiliki GUI, jadi dalam pengoperasiannya user berinteraksi dengan menggunakan command line (CLI). Namun jangan khawatir, bagi yang masih belum paham dengan perintah-perintah Linux di Ubuntu masih bisa menggunakan opsi administrasi melalui web browser untuk pengoperasiannya.
Dari lingkungan instalasinya juga berbeda dengan edisi desktop yang menggunakan Ubiquity sebagai graphical live installer. Edisi server menggunakan lingkungan Character-Based Interface, dimana user hanya akan menggunakan keyboard maupun mode command line saja untuk melakukan proses instalasi Ubuntu Server.
Secara garis besar pemangkasan GUI pada edisi server berkaitan dengan sisi performa sistem serta security. Dikatakan demikian karena tanpa menggunakan GUI akan lebih mengoptimalkan kinerja sistem serta penggunaan yang lebih aman. Sebab pada dasarnya server tidak direkomendasikan untuk digunakan seperti pemakaian layaknya komputer-komputer desktop kebanyakan. Secara psikis, dengan mode textual akan membuat user enggan untuk menggunakan server.
Ubuntu server dapat digunakan pada berbagai machines platform, seperti x86, x64 sampai dengan mesin berarsitektur ARM (Acorn RISC Machine atau sekarang lebih dikenal dengan Advanced RISC Machine).
Persiapan
Sebelum memulai proses instalasi kita perlu mempersiapkan beberapa hal penting, yaitu :
- Komputer
Rekomendasi minimal system requirement berdasarkan tipe instalasi :
– Standard : 1GHz CPU/512MB RAM/1GB HDD (hanya Base System) atau 1.75GB HDD (semua task)
– Minimal : 300MHz CPU/192MB RAM/700MB HDD (hanya Base System) atau 1.4GB HDD (semua task)Kebutuhan spesifikasi komputer juga bergantung pada kebutuhan anda dalam memberdayakan Ubuntu Server. Semakin besar dan luas kebutuhannya tentu saja akan membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggi lagi. - Media instalasi
Download file ISO yang dibutuhkan dari situs resminya dan burn pada DVD. Atau saat ini sudah bisa menggunakan USB Flash Disk. File ISO juga bisa anda download melalui link dibawah ini :
– Ubuntu Server 16.04.2 LTS 32 Bit
– Ubuntu Server 16.04.2 LTS 64 Bit - Backup data
Jangan lupa untuk menyelamatkan data-data penting anda pada komputer yang akan digunakan, karena instalasi akan manghapus isi hard drive komputer.
Dalam tutorial ini penulis menggunakan simulasi virtual machine dengan spesifikasi sebagai berikut :
– 2.5 GHz single core processor
– 2 GB system memory
– 25 GB virtual hard disk drive
– Virtual NIC (bridge)
– Virtual DVD drive
– OS Ubuntu Server 16.04.2 LTS 64 Bit
– EFI mode disable
Untuk menjadi perhatian, jangan menghubungkan komputer yang digunakan dengan jaringan internet terlebih dahulu. Karena bila terhubung installer akan secara otomatis melakukan updates secara bersamaan dengan proses instalasi dan ini akan memakan waktu lama, sementara langkah updates masih bisa kita lakukan setelah instalasi server selesai.
Instalasi
- Boot media instalasi
Jika semua sudah dipersiapkan, langsung saja kita lakukan langkah instalasi. Pertama booting komputer ke media instalasi yang telah anda buat (DVD atau UFD). Jika booting berhasil live installer akan membawa anda pada pemilihan bahasa dalam sesi ini (Character-Based Interface). Selanjutnya pilihlah Install Ubuntu Server pada mode instalasi.
- Bahasa, region dan format bahasa lokal komputer
Setting pertama kali pada proses instalasi adalah menentukan bahasa yang digunakan selama proses instalasi serta lokasi anda berada. Jika lokasi tidak ditemukan pilih saja Other dan tekan Enter untuk melanjutkan. Installer kembali akan menanyakan region dan negara anda berada jika memilih Other. Sesuaikan dimana anda berada. Anda juga akan diminta untuk menentukan format bahasa yang akan digunakan pada sistem lokal komputer. Sesuaikan saja seperti yang anda inginkan.
- Deteksi perangkat keras
Langkah selanjutnya adalah proses mendeteksi perangkat keras. Installer akan menganalisa semua hardware yang terpasang pada komputer yang digunakan. Untuk deteksi keyboard anda bisa lewati saja dengan menjawab No pada pilihan. Tetapi anda perlu menentukan jenis bahasa serta layout yang digunakan seperti pada gambar dibawah.
Setelah ditentukan, installer akan melanjutkan proses deteksi perangkat sekaligus pemasangan driver-nya. Perihal driver, sistem Linux modern sudah memiliki pustaka driver dengan kompatibilitas yang baik terhadap perangkat-perangkat baru, terlebih pada perangkat model lama.
- Konfigurasi jaringan
Setelah proses pemeriksaan perangkat dan konfigurasinya, installer langsung melakukan analisa pada jaringan yang terhubung dengan komputer. Ia akan mendeteksi protokol DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) yang terhubung dengan kartu jaringan yang digunakan. Karena pada tutorial ini kita tidak menghubungkannya dengan network yang ada maka akan muncul notifikasi error. Anda tidak perlu panik, lanjutkan saja dengan menekan Enter pada pilihan Continue dan installer akan memberi opsi untuk konfigurasi network komputer.
Dalam tutorial ini penulis menyarankan untuk menggunakan setting network static karena dalam pendayagunaan sehari-hari sebuah server seharusnya memiliki IP address static agar mudah dihubungkan (pointing) dengan perangkat lain sebagai pengguna maupun untuk mode konfigurasi/administrasi yang lebih luas.
Maka pilihlah Configure network manually pada opsi yang disediakan dan lanjutkan proses dengan menekan Enter.
Untuk konfigurasi manual jaringan, installer akan meminta anda untuk memasukan IP address yang akan digunakan komputer, kemudian netmask atau subnetwork, gateway dan yang terakhir adalah DNS (Domain Name System). Jika tidak mengetahuinya, anda bisa menanyakan kepada Network Administrator ditempat anda berada perihal detil IP address diatas yang tersedia untuk komputer.
- Nama komputer dan domain/workgroup
Pemberian nama komputer (hostname) sangat penting untuk mengidentifikasi mesin komputer pada sebuah jaringan. Sifatnya spesifik dan unik, sehingga tidak boleh ada nama yang sama dalam suatu network. Biasanya penamaan sebuah mesin server spesifik dengan kegunaannya, misalkan server, mail-server, file-server, LDAP, web-server dan lainnya. Setelah memberi nama komputer, installer akan meminta anda untuk memasang nama domain. Apabila jaringan ditempat anda sudah memiliki domain atau active directory yang aktif, masukan nama domain yang disediakan. Perihal ini bisa juga anda tanyakan kepada System Administrator. Anda juga bisa memasukan nama workgroup yang ada jika memang belum tersedia local domain, misalnya WORKGROUP (huruf besar/kecil tidak ada masalah) dalam standar sistem operasi Microsoft Windows.
- Users dan password
Langkah berikutnya adalah proses pembuatan user. Terlebih dahulu installer akan meminta anda memasukan nama panjang (full name) user, misalnya Operator Server. Berikutnya adalah membuat nama user (username), seperti contoh operator.
Untuk diperhatikan, nama yang akan digunakan untuk login ke dalam sistem adalah nama user, jadi buatlah simpel saja dengan 1 rangkai kata. Sementara nama panjang hanya alias pada tampilan di lingkungan graphical, misalnya ketika melakukan konfigurasi remote melalui web browser.
Setelah full name dan username dibuat, installer akan meminta anda untuk membuat password untuk user tersebut dan konfirmasi password yang dibuat. Instalasi akan memberi notifikasi jika anda membuat password yang dianggap lemah, lanjutkan saja dengan memilih Yes jika anda ingin menggunakan password tersebut.
Abaikan saja untuk enskripsi home directory dengan memilih No. - Konfigurasi zona waktu
Tetapkan zona waktu anda berada (time zone)
- Partisi hard drive
Dalam tutorial ini kita akan merencanakan dan membuat partisi hard drive sederhana untuk server Ubuntu yaitu root (mount point : /), swap dan home (mount point : /home). Dalam simulasi penulis disini hard disk masih kosong sebesar 25GB yang akan dialokasikan secara manual menjadi :
– Partisi Root : 50% dari 25GB
– Swap Area : 2GB
– Partisi Home : sisa kapasitas yang kosong (sekitar 11.4GB)Perencanaan perlu dilakukan dahulu sebelum hard disk di format. Sebagai langkah awal perlu dibuat partition table keseluruhan kapasitas hard disk. Setelah partition table dibuat, baru kita bisa membagi menjadi beberapa partisi yang dibutuhkan seperti diatas. Untuk itu lanjutkan proses pembuatan partitions dengan menggunakan opsi Manual pada daftar metodenya seperti gambar dibawah ini.
Jika partition table sudah dibuat, maka akan muncul daftar partisi baru dengan identifikasi FREE SPACE sebesar 26.8GB. Buatlah selalu partisi baru pada partition table ini. Untuk membuatnya tekanlah Enter pada daftar partisi FREE SPACE ini.
Root
Tekanlah Enter pada partition table FREE SPACE dan ikuti langkah seperti gambar dibawah.
Pilihlah Done setting up the partition setelah selesai mengatur pada Partition settings.Swap
Tekanlah Enter pada partition table FREE SPACE dan ikuti langkah seperti gambar dibawah.Pilihlah Done setting up the partition setelah selesai mengatur pada Partition settings.
Home
Gunakan sisa kapasitas FREE SPACE untuk membuat partisi Home (mount point : /home) dan ikuti Partition settings seperti gambar dibawah. Setelah selesai mengatur pada Partition settings pilihlah Done setting up the partition.Jika seluruh partisi sudah dibuat pilihlah Finish partitioning and write changes to disk untuk menerapkannya dan memulai proses instalasi. Sebelum proses partitioning dan instalasi dilanjutkan, installer akan memberi notifikasi terlebih dahulu. Lanjutkan proses jika tidak ada yang perlu diubah dengan memilih Yes dan biarkan proses instalasi berlangsung, yang dapat kita lihat pada gambar di bawah.
Waktu instalasi bergantung pada spesifikasi komputer yang anda gunakan. Semakin tinggi spesifikasi maka prosesnya akan semakin cepat selesai.
- Proxy
Installer akan meminta anda untuk memasukan setting proxy jika ditempat anda menggunakan proxy agar dapat terkoneksi ke jaringan internet. Jika tidak mengetahuinya anda bisa menanyakan hal ini kepada Network Administrator.
Jika tidak memerlukan proxy untuk terhubung dengan internet anda bisa abaikan notifikasi ini dan lanjutkan dengan memilih Continue.
- Automatic updates
Pilihlah No automatic updates ketika installer memberi notifikasi metode updates pada komputer yang digunakan. Konfigurasi ini dapat dirubah lebih rinci nanti pada tahap lanjutan.
- Pemilihan paket/aplikasi instalasi
Secara default installer telah memilih standard system utilities. Biarkan setting-nya demikian dan lanjutkan proses instalasi.
- GRUB boot loader
Pilihlah Yes ketika installer memberi notifikasi pemasangan GRUB (GRand Unified Bootloader) boot loader pada MBR hard drive.
- Restart
Installer akan meminta anda untuk melakukan restart komputer setelah proses instalasi selesai. Pilihlah Continue untuk restart komputer.
Biarkan komputer restart dan booting server Ubuntu hingga anda dibawa pada layar login. Jangan lupa untuk melepaskan media instalasi yang digunakan untuk instalasi. Cobalah untuk login dengan menggunakan akun user yang sudah dibuat tadi. Dan jika dapat login anda sudah berhasil melakukan instalasi server Ubuntu. Selamat mencoba.
Tutorial selanjutnya “Konfigurasi dan Aplikasi Setelah Instalasi Server Ubuntu“